Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
gambar banner

SURAT CINTA 456 UNTUK KAFABILLAH

Muhammad Kafabillah Amary
Doc. Pribadi

Surat Cinta Keempat

Kadang ibu suka berfikir, katanya kalau anak masih ASIX jarang sakit. Tetapi yang ibu alami tidak seperti "katanya". Menghadapi kenyataan seperti itu, yang Ibu ingat, Ibu harus banyak bersyukur, mungkin memang ini yang harus dijalani. This too shall pass...

Dalam waktu sebulan ini, kalau diingat-ingat rasanya lelah sekali. Kafa sakit kulit. Kalau dihitung-hitung sakit yang sedang Kafa rasakan ini belum sembuh hampir dua bulan lamanya. Awalnya hanya satu dibagian punggung, lama-lama menyebar ke bagian tubuh lainnya dan yang terparah sampai ke wajah. Ibu dan Ayah bolak-balik ke rumah sakit dan harus sabar menunggu hasil dari reaksi obat yang diberikan setiap satu/dua pekan. Bukannya sembuh malah semakin parah. Setelah semakin parah dan Ibu hanya bisa menangis hampir setiap mengasihi Kafa karena gak tega melihat kondisi kulit Kafa yang tadinya mulus mendadak bruntusan terutama di area wajah.

Akhirnya kami mengikuti naluri kami sebagai orang tua, Ibu dan Ayah memutuskan pindah rumah sakit lagi tanpa menunggu sepekan dua pekan. Ibu gak sanggup menangis terus setiap melihat Kafa menahan sakit terlalu lama. Ayah gak sanggup melihat Ibu menangis terus. Jadilah kami meluangkan waktu yang seharusnya buat bekerja atau mengaji, kami harus ke rumah sakit lagi. Ditambah saat periksa oleh provider sebelumnya, kami disarankan untuk melakukan "laundry home service" yang mana apapun yang ada di rumah yang bisa dicuci-jemur harus dicuci dengan air panas dan dijemur di bawah terik matahari tanpa terhalang apapun karena diagnosa awal sakit kulit ini disebabkan oleh serangga yang mana serangg tersebut bisa saja berasal dari tempat produksi usaha furnitur ayah yang ada di bagian depan rumah. Dan pekerjaan cuci-jemur saat itu menjadi sangat melelahkan.

Kalau difikir-fikir, Kafa sering garuk-garuk di area yang sakit juga bukan kafa yang salah, karena memang itu yang Kafa rasakan saat itu, gatal dan reflek ingin menggaruk jadinya penyakit pun cepat menyebar. Yah, kalau difikir-fikir lagi itu semua juga ada andil kesalahan dari kebodohan Ayah Ibu yang minim pengetahuan dan minim pengalaman. Tapi dari kejadian ini, setelah pindah rumah sakit dan sembuh, akhirnya Ayah Ibu tahu bahwa Kafa memiliki (bawaan) alergi (walau masih belum tahu alergi apa) yang bisa membuat kulit Kafa menjadi sangat sensitif. Ibu jadi ingat waktu Kafa masih newborn juga Kafa pernah ruam popok padahal belum ada seminggu, dan parahnya kena ruam asi juga, jadi ya bruntusan dimana-mana. Sedih hati ibu kalau ingat itu. Tetapi alhamdulillah, treatment kali ini ada perubahan yg signifikan, kulit Kafa kembali seperti kulit bayi, mulus & kenyal. Alhamdulillah, semoga proses penyembuhan ini berjalan dengan cepat dan tuntas. No more sick and no more cry!

Apalagi karena kemarin salah diagnosis, Kafa sempat sembelit hampir seminggu. Waktu itu ibu bingung, kok cuma pipis tapi gak pernah pup, pipisnya juga kaya jarang (dehidrasi), akhirnya ayah dan ibu memutuskan untuk membawa Kafa ke mbah Dana (simbah legendaris yang terkenal dengan pijat bayinya). Gak lama setelah dipijat mbah Dana, akhirnya Kafa bisa pup lagi. Setelah beberapa bulan kemudian, dan ada kejadian booming seorang ART memberikan obat C*** kepada anak majikannya agar ia bisa tertidur pulas sehingga ART tersebut bisa mengerjakan pekerjaan rumah lebih banyak agar dipuji majikannya. Ternyata efek obat tersebut membuat anak tertidur pulas dan dehidrasi (dapat dicek dari kuantitas frekuensi buang air kecilnya). Dan ternyata obat tersebut adalah obat yang sama yang pernah membuat Kafa dehidrasi. Huhu, tau berita itu, ibu tidak bisa berkata apa-apa, memang kalau sudah naluri, bahkan dengan seorang provider kesehatan pun mending difikirkan berkali-kali deh jangan asal diagnosis.

Perkembangan bulan ini Kafa sudah semakin sering babling, semakin sering senyum, dan sudah bisa tummy time sendiri. Kosakata yang sering kafa ucapkan ada: eeee eeee eee, neee neeee neeeen, nggeeeeeh ngeeeeeh. Seringnya kafa mengucapkan kata-kata tersebut ketika mau makan atau mau pup atau lagi main. Walau kafa lagi masa harus banyak bersabar karena sedang sakit, tapi kafa hebat karena bb dan tb kafa selalu meningkat setiap bulannya.

Waktu kafa sakit juga ibu sering bertanya, kafa maunya apaaaa, nanti ibu kasih (walaupun yah namanya juga masih bayi, mana bisa jawab dia maunya apa), tapi ibu melihat sekarang kafa senang sekali dengan yang namanya sesi mandi, alias main air keciprat ciprat nendang air pakai kaki dan tangannya, jadi kalau kafa sembuh mau ibu ajak renang alias Baby Spa. Ngomong-ngomong soal mandi, selama ini sejak kepulangan kafa dari jakarta sampai 4 bulan ini, kafa selalu mandi (alias dimandiin) bareng ayah dan ibu. Karena ibu gak kuat mbopong kafa sendirian apalagi licin karena sabun, takut menculat (bahasane *LOL). Tapi justru ibu bersyukur, karena sesi mandi ini jadi momen romantis dimana ayah ibu dan kafa bisa family time buat ngobrolin apa aja pas mandiin kafa.

Memori ingatan ibu terbatas. Cepat atau lambat ibu akan menua kemudian menjadi pelupa. Dengan menulis kejadian-kejadian hari ini, ibu akan selalu mengingatnya. Mungkin ibu akan menulis masa perkembangan kafa sampai 1000 hari pertama dalam kehidupan kafa

Selamat dan semangat naik ke bulan berikutnya ya nak! Ayah ibu cinta kafa dan selalu mengiringi perjalanan kafa.

Surat Cinta Kelima

Alhamdulillah fa, ga terasa kafabillah anak sulung ibu sudah lima bulan di awal bulan Ramadhan tahun ini. Tadi malam sholat tarawih perdana dan sahur pertama di pagi ini. Banyak yang berubah pastinya. Dulu ibu sholat tarawih hati-hati karena ada kafa di rahim ibu. Sekarang kafa rolling crawl di sejadah ibu. Dulu sahur pertama ibu selain menu sahur yg disediakan yangti, ibu juga minum degan hijau untuk meminimalisir mual (karena kehamilan) biar ibu bisa kuat berpuasa (sahur-sahur selanjutnya sih gak ada degan ijo). Sekarang ibu sahur sambil tangan kanan makan dan tangan kiri menggendong kafa yang ikutan sahur juga.

Ibu jadi keinget, tahun lalu ibu masih mengandung kafa pas masuk bulan Ramadan. Usia kandungan saat itu kurang lebih 3-4 bulan. Ibu masih mengalami yang namanya mual muntah dan tenggorokan terasa terbakar ketika sahur ataupun saat berbuka puasa dengan menu yang tingkat kolestrol jahatnya tinggi (alias berminyak), jadi malas makan pun pasti ada. Apalagi ibu sempat melakukan perjalanan jauh PP Magelang-Jakarta, kemudian lanjut PP Magelang-Trenggalek. Tapi karena Yangti (nenek kafa dari Jakarta) meneguhkan keyakinan hati ibu untuk berpuasa di bulan Ramadan, sampai lah ibu 1 bulan full berpuasa. Kata yangti, “dulu kalau ibu mengandung dan bertemu bulan Ramadan, ibu pasti berpuasa”.

Suatu hari nanti jika kafa sudah dewasa dan pada waktunya memiliki pasangan yang sedang hamil (huhu, mendadak sedih) sampaikan salam ibu untuk memastikan hal-hal ini ya:

1. Karena ada keringanan (rukhsoh), maka puasa menjadi pertimbangan keyakinan pribadi, tetapi yang perlu diketahui adalah jika ada tekad, maka bertawakkal lah kepada Allah. Faidza ‘azamta fatawakkal ‘alallah
2. Walaupun bertekad kuat, tetapi harus memperhatikan kondisi kesehatan ibu dan janinnya
3. Mengonsumsi makanan dan minuman yang halal, sehat dan bergizi baik. Menu andalan ibu biar kuat puasa sih buah kurma, sisanya seadanya rezeki hari itu :)
4. Ubah pola makan menjadi sahur, setelah maghrib dan setelah tarawih atau sebelum tidur
5. Menghemat energi selama berpuasa, kalau ibu sih seringnya kalau gak kemana-mana tidur dari habis sahur sampai menjelang dzuhur. Dulu ibu sempet ditegur sama Uti, tapi ibu bilang aja bawaan bayi (tapi bener kan kafa anaknya suka bobo? Hehe Candaaaa *LOL)

Perkembangan kafa sebulan terakhir ini: setelah kafa bisa tengkurep, gak lama kafa bisa bergulung-gulung dan berputar/menyeret badan untuk berpindah tempat. Genggaman kafa juga semakin kuat, sering kali ayah ibu kena cubit atau grawut. Kafa juga mulai menunjukkan minat untuk memakan seperti mengunyah, menggigit dan ada tatapan ingin makan juga kalau melihat orang makan, jadi ibu beri kafa teether. Sementara itu saja dulu ya nak sampai usia kafa cukup bulan untuk makan pendamping ASI. Sebagai orang tua, pasti ingin memberikan yang terbaik yang bisa diupayakan saat itu, maka ibu pun begitu. Ibu ingin memaksimalkan anugerah yang sudah Allah berikan untuk ibu berikan kembali kepada kafa sesuai dengan yang seharusnya selama masih tercukupi.

Semangat ya sayang untuk bulan berikutnya! Bulan depan kafa sudah boleh makan, yey! Jadi harus makin sehat, sholih, cerdas, ceria dan bahagia ya. Peluk cium dari ayah dan ibu yang menyayangi kafa dengan segenap hati, fikiran, tenaga, dan air mata.

Surat Cinta Keenam

Alhamdulillah, sampai di surat cinta yang ke-6, artinya kafa sudah lulus ujian full ASI dan memasuki gerbang MPASI. Tentu ada banyak drama selama full mengasihi, tetapi niat dan keyakinan ibu lebih banyak daripada kesulitan-kesulitan yang ibu alami. Selama sebulan lalu Kafa menjalani hari-hari seperti biasanya, bedanya yaitu bertepatan dengan momen bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri. Jadi selama Ibu berpuasa lebih banyak tidur siang hari bareng Ibu.

Kali ini Ibu mau bercerita tentang keseharian Ayah dan Ibu dalam mengurus Kafa. Awalnya kami merasa waktu habis begitu saja untuk mengurus Kafa. Banyak sekali jadwal yang berantakan diawal menjadi millenial parents baik untuk bekerja maupun aktivitas sosial lainnya. Time flies dan kami pun akhirnya terbiasa.

Dimulai dari pagi hari maksimal jam sembilan pagi Kafa sudah harus berjemur dan mandi pagi. Mandi paginya bareng Ayah Ibu sambil ngobrol ngalor ngidul kadang nyanyi lagu doraemon kadang curhat. Habis mandi dan sunbathing time, ayah kerja sampai sore dan kafa sama Ibu. Kadang istirahat dzuhur kalau kafa bangun, sambil istirahat ayah main sama kafa. Kalau sudah waktunya tutup toko nanti kafa mandi lagi sama ayah dan ibu terus kalau sudah kenyang biasanya tidur. Paling bangun kalau ngerasa clodi penuh atau merasa empengnya hilang. Well, pagi pun datang kembali. Seringnya seperti itu, tapi kadang-kadang juga gak memungkinkan jadi kadang rutinitasnya mengikuti sikon.

Yap! Selama tiga bulan terakhir memang Kafa lebih banyak menggunakan popok reusable atau clodi daripada popok sekali pakai (pospak). Tujuannya banyak, kapan-kapan ibu bikin satu cerita sendiri khusus untuk clodi ya.

Perkembangan kafa selama sebulan: merangkaknya semakin jago walaupun lebih rajin merangkak jalan dikasur daripada dilantai. diakhir-akhir menuju enam bulan Kafa sudah mulai berusaha duduk dan kakinya sudah njejek kalau berdiri. Lima kali jatuh dari kasur karena bergulung-gulung ria. Naik pesawat perdana buat mudik ke Samarinda dan 85% gak cranky.

Sehat selalu ya anak Ibu calon muridnya Habib Umar, calon Imam Besar Masjidil Harom, aamiin. Semangat untuk naik bulan berikutnya. Ayah Ibu selalu cinta Kafa.

Terima kasih sudah berkunjung, silahkan tinggalkan jejak terbaik di kolom komentar :)
Karimah Iffia Rahman
Karimah Iffia Rahman Seorang ibu yang kini melanjutkan studi S2 jurusan Kebijakan Publik. Karya pertamanya yang berhasil diterbitkan berada dalam Buku Antologi Menyongsong Society 5.0. Sebagian pemasukan dari artikel berbayar pada blog ini disalurkan untuk pendidikan anak-anak yatim dan duafa. Untuk bekerjasama ataupun menjadi donatur pendidikan S2 yang sedang ditempuh, dipersilahkan menghubungi via iffiarahman@gmail.com

Posting Komentar untuk "SURAT CINTA 456 UNTUK KAFABILLAH"