Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
gambar banner

Cara Melatih Toilet Training pada Anak Usia 2-4 Tahun

Cara Melatih Toilet Training pada Anak Usia 2-4 Tahun
Cara Melatih Toilet Training pada Anak Usia 2-4 Tahun

Cara Melatih Toilet Training pada Anak Usia 2-4 Tahun

Selamat datang di Surat Cinta untuk Kafa yang ke-51. Kali ini Mama akan bercerita tentang pengalaman cara melatih toilet training pada anak usia 2-4 tahun berdasarkan pengalaman Mama mendampingi Kafa toilet training.

So happy karena setelah sebelumnya berhasil mendampingi Kafa hingga S3 ASI alias menyapih Kafa. Kini akhirnya Mama juga harus mendampingi Kafa untuk tahapan kemandirian baru di proses tumbuh kembang Kafa yaitu tidak bergantung lagi pada pospak untuk buang air kecil maupun buang air besar.

Toilet Training Babak Baru Kemandirian Anak

Sebelumnya dibenak Mama, toilet training ini sangat menjadi momok karena tentu najis akan bercecer kemana-mana. Belum lagi ganti seprei karena ompol dan masih banyak lagi. Banyak pokoknya. Setiap kali Mma mau memulai toilet training, rasanya seperti tidak siap. Selalu tidak siap karena merasa banyak yang dikerjakan, ini itu dan sebagainya.

Padahal sempat pula di depan Mama, Mama melihat dengan kepala Mama sendiri saat menemani Kafa periksa ke dokter anak. Ada seorang nenek menemani cucunya yang terkena penyakit pada saluran kemihnya karena masih menggunakan pospak padahal usianya mungkin sudah lebih dari 5 tahun.

Dari sana Mama bertekad untuk tidak berlarut-larut menggunakan pospak pada Kafa meski sebelumnya Mama juga belum tahu betul cara melatih toilet training pada anak usia 2-4 tahun yang benar itu seperti apa. Karena sewaktu itu di sekitar Mama belum ada real contohnya mengingat di sekitar Mama saat itu, ada beberapa paud yang mau memberikan toilet training anak paud nya untuk membantu orang tua si anak. Sehingga Mama clueless.

Fimosis Berakhir Sunat

Pernah mengenal istilah fimosis? Mungkin teman-teman pembaca di sini sebelumnya pernah membaca proses sunat Kafa yang salah satunya karena fimosis juga.

Jadi singkatnya, fimosis ini adalah kondisi ketika kulup atau kulit pada kepala penis anak tidak dapat ditarik sehingga dapat menyebabkan nyeri ketika buang air kecil, infeksi bahkan hingga perdarahan. Solusinya dapat diberikan krim steroid atau di sunat atau pembuangan kulup.

Nah, ada pula yang ketika anak sunat, maka anak sekalian diberikan toilet training oleh orang tuanya. Namun karena waktu itu Kafa masih terlalu kecil (menurut Mama, yaitu 1,5 tahun). Mama juga lagi-lagi belum siap mentalnya karena saat itu berada di Samarinda. Akhirnya Mama tidak lagi mencari tahu tentang cara melatih toilet training pada anak usia 2-4 tahun.

Perlengkapan Toilet Training

Entah sejak kapan Mama lupa, tetapi Mama sudah mulai menyicil peralatan toilet training seperti seprei anti air dan potty jongkok. Tetapi potty jongkok sangat tidak berfungsi pada Kafa karena Kafa tidak mau latihan pup di sana. Ia lebih memilih bersembunyi di balik pintu atau di dekat tangga ketika pup.

Mama tidak menggunakan perlak karena setiap mau beli perlak gagal terus. Tetapi so far seprei anti air sudah cukup untuk melapisi kasur dari pipis. Jadi yang diganti hanya seprei bagian atasnya saja jika Kafa terlanjur pipis.

Perlengkapan toilet training lainnya yang mama beli adalah clodi. Meskipun Mama salah beli clodi. Cara melatih toilet training pada anak usia 2-4 tahun dengan perlengkapannya ini Mama dapat dari hasil diskusi para ibu yang sudah berhasil lulus toilet training.

Waktu itu Mama berfikir tidak perlu membeli clodi banyak karena Kafa sewaktu bayi menggunakan clodi yang mungkin masih bisa dipakai. Tetapi ternyata setelah dicoba, clodinya sudah kecil dengan berat badan Kafa yang sudah 15 kg. Padahal clodi universal yang Mama beli itu maksimal berat badan 15 kg.

Yaaa lagi-lagi Mama mengurungkan niat. Tetapi Mama memberikan batas maksimal pada ukuran pospak Kafa diukuran XL. Akhirnya Mama kembali mengurus tesis dan sesampainya di Magelang Mama bertemu dengan keponakan-keponakan sebaya Kafa yang sudah berhasil toilet training maupun sedang berlatih.

Lalu Mama bertanya pada orang tuanya cara melatih toilet training pada anak usia 2-4 tahun yang mereka terapkan seperti apa. Akhirnya setelah urusan tesis Mama selesai di Magelang.

Sejak kembali ke Jakarta di akhir Februari, Mama langsung bertekad dan praktikan cara melatih toilet training pada anak usia 2-4 tahun yang Mama dapatkan. Berikut adalah hasil rangkuman Mama kala itu:

Menawarkan Anak Untuk BAK dan BAB Sesering Mungkin

Cara melatih toilet training pada anak usia 2-4 tahun yang pertama adalah menawarkan anak apakah mau pipis atau pup setiap 5-10 menit. Dari sana, Mama akhirnya tahu bahwa intensitas durasi pipis Kafa adalah pada rentang 45 menit sampai 1 jam.

Akhirnya Mama pun mengatur alarm setiap satu jam sekali. Meski Kafa tidak mau pipis juga tetap Mama ajak ke kamar mandi karena pernah kan Mama tanya, tapi Kafa tidak mau pipis, eh malah bocor. Jadi Mama ganti seprei deh.

Sounding

Cara melatih toilet training pada anak usia 2-4 tahun yang kedua adalah sounding. Setiap kali sebelum dan sesudah tidur, Kafa selalu Mama sounding, "Kafa bisa pipis di kamar mandi, Kafa pupnya di kamar mandi. Kafa bilang pada Mama jika ingin pipis atau pup" dan kata-kata sejenis itu.

Seringnya, ketika proses belajar ini, Kafa pernah berkata "Mama pipis" saat mama tertidur dan ia sudah pipis. Lagi-lagi seprei pasti diganti dong.

Memulai Tahapan No Pospak

Anak tentu perlu beradaptasi, maka Mama sebagai orang tua yang mendampingi anak toilet training perlu memperhatikan kesiapan anak dengan cara mencoba tidak memakaikan pospak dengan beberapa tahapan.

Tahapan pertama adalah tetap menggunakan pospak dan sambil bertanya pada anak apakah mau pipis atau tidak secara berkala seperti yang sudah dijelaskan di atas.

Tahapan no pospak pada cara melatih toilet training pada anak usia 2-4 tahun yang selanjutnya adalah melepas pospak anak ketika di rumah dan hanya memakaikannya saat di luar rumah, nap, atau tidur malam. Pospak ini digunakan untuk mengetahui kebiasaan apakah saat nap dan tidur malam pospak anak kering atau masih mengompol.

Memang terlihat seperti tidak konsisten, apalagi ketika kita sebagai orang tua tentu memiliki aktivitas lain. Tetapi hal ini juga amat membantu apabila kita ingin menerapkan mindfulness toilet training agar kesan toilet training yang anak alami minim trauma.

Tahapan no pospak yang ketiga adalah tidak menggunakan pospak di mana pun selama anak ada dalam pantauan orang tua. Hanya menggunakan pospak ketika tidur malam.

Hal ini Mama terapkan pada Kafa agar Kafa tahu kalau Kafa sudah tidak pakai pospak lagi dan celananya basah ketika ia dan tubuhnya belum bisa mengontrol intensitas buang air kecil maupun buang air besarnya.

Tentu pada tahapan ini Kafa pernah juga pupnya bercecer di lantai, karena pas banget meski Mama ada di rumah, Mama sedang di dapur dan Kafa di kamar. Sehingga ketika ia pup, ia lagi-lagi sembunyi di pintu dan ia teriak menangis.

Tetapi pada pup selanjutnya, ia terlihat seperti kebingungan dan mencari tempat bersembunyi. Namun karena ketahuan, jadi yey! finally akhirnya Kafa berhasil pup jongkok di kamar mandi.

Tahapan no pospak yang terakhir adalah benar-benar melatih anak untuk tidak menggunakan pospak selama 24 jam. Artinya, ketika ia tidur pun ia tidak menggunakan pospak. Oleh karena itu, pastikan anak tidak melakukan aktivitas makan minum sebelum tidur.

Selain itu, ajak anak untuk buang air kecil dan sikat gigi sebelum tidur. Ini Mama terapkan pada Kafa dan ini sangat membantu sekali. Jadi Kafa tidak hanya belajar toilet training tetapi juga belajar sikat gigi sebelum tidur.

Saat artikel ini Mama tulis, Mama telah menerapkan cara melatih toilet training pada anak usia 2-4 tahun di seluruh poin hingga tahapan no pospak selama 24 jam. Saat Kafa latihan no pospak di malam hari pun Kafa pospaknya kering sampai jam 2 pagi.

Tetapi saat jam 6 pagi, ada rembes dan Mama langsung meminta Ayah untuk membawa Kafa ke kamar mandi dan membersihkan najisnya. Walaupun pada proses yang ini tentu anaknya nangis-nangis karena tidak terbiasa tetapi kita sebagai orang tua memang harus mengajarkan hal tersebut sebagai bentuk konsistensi, konsekuensi dan kedisiplinan.

Alhamdulillahnya tidak rembes ke kasur sehingga tidak perlu mengganti seprei. Hal ini mungkin dikarenakan Kafa terasa ingin pipis. Menahannya, lalu tidak jadi pipis karena terasa celananya sudah basah.

Well, akhirnya per hari ini Kafa mulai literally no pospak setelah Mama dan Ayah mempraktikan cara melatih toilet training pada anak usia 2-4 tahun dari berbagai sumber.

Mindfullness, Siap Mental dan Stok Sabar Berlimpah

Cara melatih toilet training pada anak usia 2-4 tahun yang paling utama dan paling harus disiapkan adalah kesadaran penuh, kesiapan mental dan stok sabar untuk orang tua yang mendampingi anak.

Hal ini sudah pasti dikarenakan akan ada pipis yang berceceran, celana yang rembes ompol, seprei yang berkali-kali harus diganti, dan tangisan anak yang masih pula proses beradaptasi dari kebiasaan lamanya menuju kebiasaan barunya.

Tentu Mama juga pernah marah-marah. Tetapi kalau diingat-ingat hal ini: Ingat, najis pipis atau pup bisa dihilangkan. Tetapi rasa trauma anak pada pola asuh akan sulit diobati.

Jadi setelah marah-marah karena kebablasan emosi ketika melihat anak belum berhasil pipis di kamar mandi, sebisa mungkin tetap minta maaf dan memberikan cinta dengan bahasa cinta yang anak sukai apakah itu memeluknya atau memberikannya ucapan positif.

Sebagai orang tua yang tentu mendampingi anak dalam proses toilet training, orang tua harus memiliki kesadaran penuh bahwa pilihannya mendampingi anak toilet training ya kudu rekoso dulu sampai akhirnya mendapatkan hasil yang diinginkan yaitu anak berhasil pipis maupun pup di kamar mandi.

Benefit Lain dari Proses Toilet Training

Tidak hanya belajar toilet training yang Kafa dapatkan. Tetapi juga jam tidur jadi lebih teratur. Screen time jadi lebih sedikit karena Mama sembunyikan hp Baby Bus sebagai reward kalau Kafa berhasil lulus dari toilet training. 

Walaupun sebelumnya Mama juga sudah belikan figure action Sonic untuk reward toilet training tetapi belum ampuh dan belum berhasil. Ternyata justru berhasilnya ada pada hp Baby Bus. Karena jam tidur lebih teratur, jadi Kafa juga bisa sekolah dan sekarang sudah selalu menanyakan sekolah meskipun di sekolah ada aja tingkah berantemnya.

Well, itu akan menjadi tantangan Mama dan Ayah berikutnya agar Kafa bisa bersosialisasi lebih baik dengan teman sebayanya.

Nah, itu dia cara melatih toilet training pada anak usia 2-4 tahun yang telah berhasil kami lalui di usia Kafa yang genap 51 bulan atau 4 tahun 3 bulan. Tentunya panduan toilet training ini juga dapat diterapkan bagi yang ingin menjalankan toilet training untuk anak 3 tahun apabila orang tua dan anak sama-sama siap untuk menjalani proses belajar yang sangat penuh effort ini.

Selamat ulang bulan yang ke-51 ya anak Mama sholih muridnya Habib Umar, Gus Baha, KH. Mu'tasim. Untuk artikel parenting lainnya seperti cara mendidik anak usia 4 tahun agar cerdas juga dapat dilihat di web ini. Semoga bermanfaat.

Karimah Iffia Rahman
Karimah Iffia Rahman Seorang ibu alumni Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta dan Kebijakan Publik SGPP Indonesia. Karya pertamanya yang berhasil diterbitkan berada dalam Buku Antologi Menyongsong Society 5.0. Sebagian pemasukan dari artikel berbayar pada blog ini disalurkan untuk pendidikan anak-anak yatim dan duafa. Untuk bekerjasama, dipersilahkan menghubungi via iffiarahman@gmail.com

1 komentar untuk "Cara Melatih Toilet Training pada Anak Usia 2-4 Tahun"

  1. Masyaallah tabarakallah... sebagai ibu muda yang anaknya masa-masa toilet training itu was was banget, sampai kapan bisa sukses, udah banyak cara dilakukan juga, padahal yang belum siap ibunya, ibunya yang males bau, males beresin kotoran, males nyuciin celana, dan alhamdulillah jika ibu sabar dan tetap berusaha anak juga bisa, harus siap beresin pipis dan BAB dimana aja, biar anak tau becek dan tidak nyaman dan memaksanya mau ke kamar mandi.

    BalasHapus