Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
gambar banner

detikFinance Menggelar Mini Talkshow Bedah RAPBN 2024

detikFinance Menggelar Mini Talkshow Bedah RAPBN 2024
detikFinance Menggelar Mini Talkshow Bedah RAPBN 2024

detikFinance Menggelar Mini Talkshow Bedah RAPBN 2024

Beberapa semester yang lalu dalam mata kuliah Policy for Economic Development, saya bersama teman-teman mendapatkan mini quiz dari dosen utama pengampu mata kuliah tersebut terkait gejolak perekonomian di Indonesia pasca pandemi.

Saat itu saya menjawab optimis bahwa meski sedang menjalani proses recovery, saya yakin bahwa perekonomian Indonesia akan bangkit apalagi jika mengingat saat itu negara kita akan menjadi tuan rumah Presidensi G20.

Berdasarkan ulasan yang diulas oleh Rasulistina di situs DJKN Kemenkeu terbukti bahwa Indonesia kemudian mengalami pertumbuhan ekonomi (PDB) sebesar 3,69 persen di sepanjang tahun 2021, lebih tinggi jika dibandingkan tahun 2020 yang saat itu mengalami kontraksi.

Mini Talkshow Bedah RABN 2024 

Oleh karena itu, ketika ada event Mini Talkshow Bedah RABN 2024 yang dilaksanakan oleh detikFinance Rabu, 20 September 2023 di Beranda Kitchen. Saya tertarik untuk mengikuti kegiatan tersebut bersama teman-teman Komunitas ISB.

detikFinance Menggelar Mini Talkshow Bedah RAPBN 2024
detikFinance Menggelar Mini Talkshow Bedah RAPBN 2024

Acara tersebut mengundang beberapa narasumber yaitu Kepala Pusat Kebijakan APBN BKF Wahyu Utomo, Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah, dan Kepala Ekonom PermataBank Josua Pardede untuk membedah RAPBN 2024 yang telah disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Nota Keuangan di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terkait RUU APBN 2024 pada 16 Agustus 2023 lalu.

Seperti yang kita ketahui, dalam Nota Keuangan tersebut, Presiden  Jokowi optimis menargetkan anggaran pendapatan negara 2024 sebesar Rp 2.781,3 triliun dan rencana belanja negara di angka Rp 3.304,1 triliun.

Namun, RAPBN atau Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) ini jangan kita lihat dari angkanya saja meski memang berpatokan pada angka. Karena angka di dalam RAPBN memiliki banyak makna.

Penasaran kan jadinya, yuk mari kita simak apa saja yang disampaikan oleh para narasumber di Mini Talkshow Bedah RAPBN 2024.

Fungsi RAPBN

Berdasarkan penuturan  Kepala Pusat Kebijakan APBN BKF Wahyu Utomo, RAPBN adalah sebuah instrumen bukan sebuah tujuan yang dihadirkan untuk menjawab berbagai tantangan seperti tantangan demografi, perubahan iklim hingga produktivitas. Selain itu, RAPBN juga berfungsi sebagai pengawal agenda pembangunan agar tetap optimal.

Oleh karena itu, RAPBN harus dirancang untuk dapat menjadi shock absorber atau daya redam yang efektif sekaligus mengakselerasi transformasi ekonomi sehingga dapat mendistribusikan keadilan agar mencapai kesejahteraan masyarakat dan melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan.

Mengapa demikian, karena gejolak perekonomian bersifat dinamis. Jika RAPBN didesain statis, maka akan sulit untuk meredam gejolak perekonomian baik ditingkat lokal, nasional maupun global.

Cara Membuat Kebijakan Fiskal yang Efektif

Selain itu, Wahyu Utomo juga menginformasikan kepada seluruh peserta yang hadir dalam Mini Talkshow Bedah RABPN 2024 baik secara offline di Beranda Kitchen maupun online dengan mengikuti live streaming cara untuk membuat kebijakan fiskal yang efektif antara lain:

Pertama, APBN harus sehat agar dapat berperan optimal sebagai fungsi alokasi dan distribusi sehingga harus dikelola secara sehat. Kedua, APBN harus dapat menjadi agregat kontrol dari konsistensi kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah agar kebijakan jangka pendek sebagai titik tumpu, jangka menengah sebagai titik hubung, dan jangka panjang memiliki benang merah yang selaras hingga akhir tujuan kebijakan tersebut.

Ketiga, kebijakan fiskal yang efektif harus dapat menghubungkan antara makro ekonomi dengan makro fiskal dan mikro fiskal di level sektoral. Sehingga kebijakan yang dikeluarkan harus visiable secara ekonomi, sosial dan environmental.

Strategi Keberhasilan APBN

Untuk mencapai keberhasilan suatu APBN, RAPBN harus memiliki arah melalui strategi yang baik. Strategi dapat diketahui dari histori RAPBN sebelumnya dan evaluasi kinerja yang dilakukan seperti apa.

Saat ini visi Indonesia adalah menjadi negara maju di 2045 mengingat di tahun tersebut kita mendapatkan bonus demografi. Namun, visi ini harus diseimbangkan dengan akselerasi transformasi dengan berbagai terobosan, inovasi, dan lompatan serta reformasi struktural.

Selain visi, kita juga harus mengetahui strategi menghadapi beragam tantangan menuju Indonesia maju yaitu tensi ketegangan global, pandemi, perubahan iklim dan digitalisasi. 

Oleh karena itu, salah satu strategi Indonesia untuk menghadapi berbagai macam tantangan ini adalah living with endemy agar dapat beradaptasi dengan smooth di era new normal tanpa menimbulkan gejolak yang signifikan.

Kritik dan Saran yang Membangun

Kemudian di sesi berikutnya Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah menyampaikan bahwa semakin besar nilai APBN menunjukkan semakin kuat suatu negara untuk menyejahterakan masyarakatnya.

Namun, besarnya APBN juga perlu diperhatikan terkait pembelanjaannya. Apalagi jika pertumbuhan hanya diangka 5% tentu hal tersebut akan berdampak tidak baik terhadap visi Indonesia maju 2045. Menurut Piter, RAPBN 2024 harus didesain untuk menjadi insentif yang lebih baik dan detail dari tahun sebelumnya dengan cara membelanjakan APBN secara produktif.

Hal ini juga senada diutarakan oleh Kepala Ekonom PermataBank Josua Pardede yang memberikan masukan yang membangun yang menyebutkan bahwa RAPBN 2024 harus dapat memberikan jaring pengaman, misalnya melalui program perlindungan sosial mengingat kecenderungan harga beras saat ini naik akibat gejolak global.

Josua juga mengampaikan, RAPBN 2024 yang sekitarnya tingkat urgensinya tidak terlalu penting dananya bisa dialihkan untuk mitigasi risiko dari dampak kenaikan harga beras apalagi jika mengingat tujuan RAPN 2024 adalah mencapai pertumbuhan yang baik dengan melihat indikator sosial dan ekonomi dengan cara menurunkan angka pengangguran hingga kemiskinan yang ditargetkan menyentuh nol persen.

Selain itu, Josua juga berpendapat, pemerintah dapat melakukan hilirisasi SDA seperti kelapa sawit, batu bara, mineral nikel, tembaga aluminium, bauksit yang akan memberikan lompatan bagi industri pengolahan manufaktur apabila dapat mengelolanya dengan optimal.

Nah, menarik banget kan teman-teman materinya. Kemudian Mini Talkshow Bedah RAPBN 2024 ini ditutup dengan tanya jawab bersama peserta dan ramah tamah. Sekian ulasan kali ini mengenai detikFinance Menggelar Mini Talkshow Bedah RAPBN 2024. Semoga bermanfaat bagi kita semua yang sebentar lagi akan menyongsong tahun 2024 dalam beberapa bulan mendatang.

Karimah Iffia Rahman
Karimah Iffia Rahman Seorang ibu yang kini melanjutkan studi S2 jurusan Kebijakan Publik. Karya pertamanya yang berhasil diterbitkan berada dalam Buku Antologi Menyongsong Society 5.0. Sebagian pemasukan dari artikel berbayar pada blog ini disalurkan untuk pendidikan anak-anak yatim dan duafa. Untuk bekerjasama ataupun menjadi donatur pendidikan S2 yang sedang ditempuh, dipersilahkan menghubungi via iffiarahman@gmail.com

Posting Komentar untuk "detikFinance Menggelar Mini Talkshow Bedah RAPBN 2024"