PENGENDALIAN MIKROORGANISME SECARA FISIK
Budayakan mencantumkan referensi pada daftar pustaka, terima kasih.
Tugas Individu
Mata Kuliah : Mikrobiologi Lingkungan
Dosen Pengampu : Sri Fuji Ganefati, SKM., M.Kes.
Nama :
Karimah Iffia Rahman
NIM :
P0 71332120XX
Jurusan :
Kesehatan Lingkungan
Kelas :
S1 Terapan
![]() |
Doc. Shutterstock |
PENGENDALIAN MIKROORGANISME SECARA FISIK
Mikroorganisme merupakan suatu kelompok
organisme yang tidak dapat dilihat dengan menggunakan mata telanjang, sehingga
diperlukan alat bantu untuk dapat melihatnya seperti mikroskop, lup dan
lain-lain. Cakupan dunia mikroorganisme sangat luas, terdiri dari berbagai
kelompok dan jenis, sehingga diperlukan suatu cara pengelompokan atau
pengklasifikasian. Hal itu Nampak dari kemampuannya menginfeksi manusia, hewan,
serta tanaman, menimbulkan penyakit yang berkisar dari infeksi ringan sampai
pada kematian. Pengendalian mikroorganisme sangat esensial dan
penting di dalam industri dan produksi pangan, obat-obatan, kosmetika dan
lainnya. Alasan utama pengendalian organisme adalah :
1) Mencegah penyebaran penyakit dan
infeksi.
2) Membasmi mikroorganisme pada inang
yang terinfeksi
3) Mencegah pembusukan dan perusakan
bahan oleh mikroorganisme.
Mikroorganisme dapat dikendalikan
dengan beberapa cara, dapat dengan diminimalisir, dihambat dan dibunuh dengan
sarana atau proses fisik atau kimiawi.
Ada beberapa cara untuk mengendalikan jumlah populasi mikroorganisme dengan proses fisik, diantaranya adalah sebagai berikut :
Ada beberapa cara untuk mengendalikan jumlah populasi mikroorganisme dengan proses fisik, diantaranya adalah sebagai berikut :
A.
Suhu Tinggi
Suhu
tinggi dan kelembaban yang tinggi merupakan hal yang paling efektif dalam
pengendalian mikroorganisme. Proses ini biasa disebut dengan sterilisasi. Sterilisasi
seringkali dilakukan dengan pengaplikasian udara panas. Ada dua metode yang
sering digunakan, yaitu :
1) Panas lembab
dengan uap jenuh bertekanan. Sangat efektif untuk sterilisasi karena
menyediakan suhu jauh di atas titik didih, proses cepat, daya tembus kuat dan
kelembaban sangat tinggi sehingga mempermudah koagulasi protein sel-sel mikroba
yang menyebabkan sel hancur. Suhu efektifnya adalah 121oC pada
tekanan 5 kg/cm2 dengan waktu standar 15 menit. Alat yang digunakan
: pressure cooker, autoklaf (autoclave) dan retort.
2) Panas kering,
biasanya digunakan untuk mensterilisasi alat-alat laboratorium. Suhu efektifnya
adalah 160oC selama 2 jam. Alat yang digunakan pada umumnya adalah
oven. Contoh: Antracis mati pada suhu
150⁰C selama 1-2
jam.
Namun
tidak hanya dua metode di atas yang bisa mengendalikan mikroorganisme secara
fisik dengan suhu tinggi, diantaranya adalah:
1. Pasteurisasi
Proses pembunuhan mikroba patogen
dengan suhu terkendali berdasarkan waktu kematian termal bagi tipe
patogen yang paling resisten untuk dibasmi. Dalam proses pasteurisasi yang
terbunuh hanyalah bakteri patogen dan bakteri penyebab kebusukan namun tidak
pada bakteri lainnya. Pasteurisasi biasanya dilakukan untuk susu, rum, anggur
dan makanan asam lainnya. Suhu pemanasan adalah 65oC selama 30
menit. Contoh: Mycobacterium Tuberculosis
(mati pada suhu 60⁰C). Clostridium Botulinum mati pada 120OC
dalam waktu 4 – 20 menit (suhu lembab).
2. Tindalisasi
Pemanasan yang dilakukan biasanya
pada makanan dan minuman kaleng. Tyndalisasi dapat membunuh sel vegetatif
sekaligus spora mikroba tanpa merusak zat-zat yang terkandung di dalam makanan
dan minuman yang diproses. Suhu pemanasan adalah 65oC selama 30
menit dalam waktu tiga hari berturut-turut.
3. Boiling
Pemanasan dengan cara merebus bahan
yang akan disterilkan pada suhu 100oC selama 10-15 menit. Boiling
dapat membunuh sel vegetatif bakteri yang patogen maupun non patogen. Namun
spora dan beberapa virus masih dapat hidup. Biasanya dilakukan pada
alat-alat kedokteran gigi, alat suntik, pipet, dll.
4. Red
Heating
Pemanasan langsung di atas api
bunsen burner (pembakar spiritus) sampai berpijar merah. Biasanya
digunakan untuk mensterilkan alat yang sederhana seperti jarum ose.
5. Flaming
Pembakaran langsung alat-alat laboratorium
diatas pembakar bunsen dengan alkohol atau spiritus tanpa
terjadinya pemijaran.
B.
Suhu Rendah
1. Pendingin
(refrigerator) dengan suhu mulai 4⁰C sampai 7⁰C
dan bisa tahan 3 tahun. Biasanya proses ini digunakan untuk mengawetkan
mikroorganisme dalam jangka waktu tertentu.
2. Di
bawah titik nol, dengan suhu mulai dari -20⁰C sampai -195⁰C
dan membuat sel menjadi dorman[1].
C.
Radiasi
Bakteri
terutama bentuk sel vegetatifnya dapat terbunuh dengan penyinaran sinar
ultraviolet (UV) dan sinar-sinar ionisasi.
1.
Sinar Ultraviolet
Bakteri yang berada di udara atau yang berada di
lapisan permukaan suatu benda yang terpapar sinar UV akan mati.
2.
Sinar Ionisasi
Sinar ionisasi adalah sinar X, sinar alfa, sinar beta
dan sinar gamma. Sterilisasi dengan sinar ionisasi memerlukan biaya yang besar
dan biasanya hanya digunakan pada industri farmasi maupun industri kedokteran.
·
Sinar X : Daya penetrasi baik namun perlu
energi besar.
·
Sinar alfa : Memiliki sifat bakterisidal tetapi
tidak memiliki daya penetrasi.
·
Sinar beta : Daya penetrasinya sedikit lebih
besar daripada sinar X.
· Sinar gamma : Kekuatan radiasinya besar dan efektif
untuk sterilisasi bahan makanan.
D.
Filtrasi
Ada dua
filter, yaitu filter bakteriologis dan filter udara.
1.
Filter bakteriologis biasanya digunakan untuk
mensterilkan bahan-bahan yang tidak tahan terhadap pemanasan, misalnya larutan
gula, serum, antibiotika, antitoksin, dll. Teknik filtrasi prinsipnya
menggunakan penyaringan, dimana yang tersaring hanyalah bakteri saja. Ukurannya
pun berpori 0,01 – 10 µm. Diantara jenis filter bakteri yang umum digunakan
adalah : Berkefeld (dari fosil diatomae), Chamberland (dari porselen), Seitz
(dari asbes) dan seluosa.
2.
Filter udara berefisiensi tinggi untuk menyaring udara
berisikan partikel (High Efficiency Particulate Air Filter atau HEPA)
memungkinkan dialirkannya udara bersih ke dalam ruang tertutup dengan sistem
aliran udara laminar (Laminar Air Flow).
E.
Pembersihan Fisik
1. Cleaning
dan Sanitasi
Cleaning dan Sanitasi sangat penting di dalam
mengurangi jumlah populasi mikroorganisme pada suatu ruang/tempat. Prinsip
cleaning dan sanitasi adalah menciptakan lingkungan yang tidak dapat
menyediakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikroba sekaligus membunuh sebagian
besar populasi mikroba.
2. Desinfektan
Adalah proses pengaplikasian bahan kimia
(desinfektans) terhadap peralatan, lantai, dinding atau lainnya untuk membunuh
sel vegetatif mikrobial. Desinfeksi diaplikasikan pada benda dan hanya berguna
untuk membunuh sel vegetatif saja, tidak mampu membunuh spora.
3. Antiseptis
Merupakan aplikasi senyawa kimia yang bersifat
antiseptis terhadap tubuh untuk melawan infeksi atau mencegah pertumbuhan
mikroorganisme dengan cara menghancurkan atau menghambat aktivitas mikroba.
DAFTAR PUSTAKA
[1] berkenaan
dengan terhambatnya pertumbuhan (perkembangan) untuk sementara waktu meskipun
keadaan lingkungannya sebenarnya bersifat menunjang (air dan cahaya cukup serta
suhu naik).
Silahkan tinggalkan jejak terbaik di kolom komentar ya :)
Silahkan tinggalkan jejak terbaik di kolom komentar ya :)
Well noted bangett. Jadi inget bikin nata decoco pakai bakteri yg starternya terbatas. Sampai skrg kepo pgn bikin lagi tapi blm coba caranya budidaya bakteri
BalasHapusdulu waktu STM pernah bikin yoghurt, usai baca tulisan kak iffia jadi reminder juga mata pelajaran STM
Hapus