Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
gambar banner

Program Pencegahan DBD Inovasi Termutakhir dari Takeda

Program Pencegahan DBD Inovasi Termutakhir dari Takeda

Program Pencegahan DBD Inovasi Termutakhir dari Takeda 

Program Pencegahan DBD

Seperti yang kita ketahui, saat ini sakit akibat virus Corona tengah menjadi perhatian khusus. Namun faktanya, ada penyakit menular lainnya yang justru berbahaya dan perlu diwaspadai karena dapat mengancam keselamatan jiwa penderitanya yaitu DBD atau Demam Berdarah Demam berdarah  terlebih ketika memasuki musim penghujan.

Berdasarkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sejak awal tahun hingga bulan September 2022, Kasus DBD di Indonesia mencapai 87.501 kasus dengan jumlah meninggal dunia mencapai 816 kematian.

Program Pencegahan DBD Inovasi Termutakhir dari Takeda 

DBD menjadi penyakit menular karena penyakit ini dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang telah terinfeksi virus demam berdarah. Meski bukan menjadi penyakit akibat pandemi, namun DBD kerap digolongkan sebagai kejadian luar biasa (KLB) ketika perkembangbiakan nyamuk Aedes sedang pada puncaknya yaitu ketika musim penghujan.

Cara Membedakan Gejala Covid-19 dan Demam berdarah 

Dalam diskusi media dengan tema “Waspada Penyebaran Demam berdarah  di Tengah Musim Hujan” guna meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mencegah penyebaran virus demam berdarah  yang diadakan oleh Takeda, perusahaan biofarmasi terkemuka,

Dr. dr. Erni Juwita Nelwan, PhD, SpPD-KPTI, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Tropik Infeksi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - RS Cipto Mangunkusumo  mengatakan 

“Gejala demam berdarah  sangatlah mirip dengan gejala COVID-19, yaitu seperti demam tinggi secara tiba-tiba, disertai dengan nyeri di sejumlah bagian tubuh, lesu, dan muncul ruam yang dapat menyebabkan kematian.”

Baca juga: Pengertian DBD Menurut WHO

Tidak hanya itu, Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari, Sp.A(K), Spesialis Anak Konsultan Penyakit Infeksi Tropis Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia  juga menyarankan agar masyarakat melakukan pencegahan DBD sedini mungkin mengingat kasus DBD trennya meningkat dari tahun ketahun.

Oleh sebab itu, Dr. Erni juga menyarankan penting bagi kita untuk mengetahui cara mencegah DBD yaitu dengan 3M Plus. 3M adalah cara mencegah demam berdarah paling mudah untuk dilakukan oleh semua kalangan masyarakat. Berikut adalah 3M Plus tersebut:

Menguras Penampungan Air

Apa sih yang perlu dikuras? Seperti yang kita ketahui, adanya genangan air bersih menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti yang paling optimal. Oleh sebab itu, kita harus rutin membersihkan dan menguras berbagai tempat penampungan air seperti bak kamar mandi, toren, ember, kendi, maupun tempat lainnya yang berpotensi menampung air.

Menutup Tempat Pembuangan Sampah dan Penampungan Air

Selain menguras dan membersihkan tempat-tempat penampungan air, kita juga perlu menutup tempat penampungan air tersebut agar tidak lagi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk. 

Jika tempat tersebut bukan wadah penampungan air bersih, ban bekas misalnya, maka yang harus kita lakukan adalah membuang wadah tersebut ke tempat sampah tertutup maupun menguburnya di dalam tanah.

Membuang Sampah maupun Memanfaatkannya Kembali

Yang terakhir adalah membuang sampah pada tempat tertutup atau pun mengolahnya kembali menjadi barang yang lebih bermanfaat agar sampah tersebut memiliki nilai baru yang dapat digunakan hingga dimonetisasi kembali.

3M Plus

Tambahan dari 3M yang dapat kita lakukan adalah dengan menggunakan obat anti nyamuk, memelihara ikan untuk menjadi predator jentik nyamuk pada tempat penampung air bersih, menerapkan abatisasi sebagai larvasida, memasang kawat kasa pada ventilasi, maupun mencuci baju bersih yang sudah tidak digunakan agar tidak menjadi tempat peristirahatan nyamuk dewasa.

Vaksin Demam berdarah Tetravalen

Selain plus diatas, saat ini juga telah tersedia vaksin Demam berdarah Tetravalen yang telah disetujui oleh BPOM RI sebagai wujud komitmen Takeda untuk turut berpartisipasi dalam menurunkan kasus kematian yang disebabkan oleh virus Demam berdarah pada tahun 2030.

Vaksin ini telah terbukti secara klinis dapat mencegah virus demam berdarah  sebesar 62% selama tiga tahun dan dapat menurunkan angka rawat inap akibat virus demam berdarah  sebesar 83.6% selama tiga tahun. Vaksin ini dapat diberikan pada anak dan orang dewasa dengan rentang umur 6-45 tahun loh.

Edukasi Kesadaran Masyarakat Melalui Kampanye “Jentik Jari”

Takeda juga selalu meningkatkan kesadaran publik untuk terus melakukan 3M Plus dengan adanya gerakan “Jentik Jari” sebagai simbol semangat mencegah penyakit DBD dengan cermat.

Selain kampanye Jentik Jari, Takeda juga telah meluncurkan situs www.cegahdbd.com sebagai wadah informasi terkini seputar demam berdarah  di Indonesia yang up to date.

Nah, itu dia ulasan mengenai Program Pencegahan DBD Inovasi Termutakhir dari Takeda. Untuk informasi lainnya mengenai pencegahan DBD melalui lingkungan dengan membaca artikel Manfaat Mengurangi Sampah Plastik dengan Daur Ulang. Semoga bermanfaat.

Karimah Iffia Rahman
Karimah Iffia Rahman Seorang ibu yang kini melanjutkan studi S2 jurusan Kebijakan Publik. Karya pertamanya yang berhasil diterbitkan berada dalam Buku Antologi Menyongsong Society 5.0. Sebagian pemasukan dari artikel berbayar pada blog ini disalurkan untuk pendidikan anak-anak yatim dan duafa. Untuk bekerjasama ataupun menjadi donatur pendidikan S2 yang sedang ditempuh, dipersilahkan menghubungi via iffiarahman@gmail.com

26 komentar untuk "Program Pencegahan DBD Inovasi Termutakhir dari Takeda"

  1. musim hujan banyak nyamuk penyebab DBD ka

    BalasHapus
  2. Musim hujan begini memang rentan wabah dbd yaa, jadi perlu banget dilakukan program pencegahan dbd dengan cara rutin membersihkan saluran air, mengecek bak mandi dan air yang jernih tergenang agar tidak menjadi sarang nyamuk

    BalasHapus
  3. Kalau saya kan waktu kecilnya tuh sering kena malaria. Jadi emang musuhan banget sama nyamuk. paling concern sama hal-hal yang bikin nyamuk betah di rumah, kayak nggak membiarkan banyak pakaian tergantung di luar lemari, terus tempat air sebisa mungkin ditutup atau rajin dikuras, saya juga sering bakar obat nyamuk di luar rumah, biar nyamuk ga dekat-dekat :D

    BalasHapus
  4. di sekolahnya keenan lagi musim sakit Teh, dalam satu kelas bisa sampai 3 anak sakit sekaligus dengan sakit yang hampir sama, batuk pilek, gejala tipes dan ada yang sampai DBD. saya sudah sarankan ke wali kelas untuk semprot sekolah dengan fogging, tapi sayangnya belum terealisasi. apalagi soal sanitasi dan kebersihan sekolah. mungkin belum ya. jadi saya cuman bisa mengupayakan yang bisa dilakukan dirumah, menjaga kebersihan rumah dan memberi anak-anak booster imun+vitamin. karena keenan juga sekarang bapil udah seminggu, hiks.

    BalasHapus
  5. Wah sekarang 3M plus ya. terus ada kampanye jentik jari juga. untuk vaksinasi, saya baru tahu dbd ada vaksinnya juga.

    BalasHapus
  6. Musim hujan begini memang sering jd musim sakit juga ya, salah satunya adalah DBD karena nyamuk nakal itu. Terima kasih sdh diingatkan utk melaksanakan pencegahan penyakit DBD ini..

    BalasHapus
  7. Musim hujan udah gila banget nih di Bekasi, tiap hari. Ancaman penyakit dari nyamuk makin tinggi. Apalagi lokasi-lokasi endemik malaria dan DBD. Tulisan ini kembali mengingatkan pentingnya menjaga diri dimulai dari rumah. Benar kata dr Hindra, pencegahan DBD sedini mungkin perlu dilakukan mengingat trennya terus naik dari tahun ke tahun.

    BalasHapus
  8. Di daerah tempat tinggalku sedang digalakkan nih program pengawasan jentik nyamuk karena sudah ada yang terkena DBD. Kadang sulit juga saat menghadapi warga yang ngeyel tidak mau menguras penampungan airnya yang sudah ada jentik2.

    BalasHapus
  9. Pengalaman anak kena DBD itu bikin aku jadi trauma mba. Kasian liat dia sakit karena DBD. Padahal sudah rutin membersihkan rumah termasuk buang tempat yang bisa menampung jentik-jentik air. Makasih sudah mengingatkan mba

    BalasHapus
  10. Nyamuk memang luar biasa. Sekarang kayaknya penyakit DBD itu nggak musim-musiman lagi, tapi kapan aja ada aja yang kena. Buat orang dewasa aja membahayakan, apalagi buat anak-anak. Anak teman saya pernah ada yang kondisinya drop banget saat sakit DBD, sampai orangtuanya sempat kwatir anaknya nggak tertolong. Alhamdulillah bisa sembuh.

    BalasHapus
  11. DBD ini masih ada di sekitar kita.
    Sehingga jangan abai dalam mencegah dan mengatasinya ya. Untuk selalu menerapkan 3M

    BalasHapus
  12. Program yang dilakukan tentu dengan maksud mengurangi temuan DBD. Banyak cara yang bisa dilakukan. Salah satunya adalah dengan jentik jari. Keren nih nama programnya.. dibersihkan lingkungan supaya terhindar dari DBD

    BalasHapus
  13. Anak saya cerita kalau temannya baru sembuh dari DBD dan saat sakit ya otomatis nggak masuk sekolah. Duh serem deh kalau sampai anak-anak yang kena. Karena anak teman saya pernah kritis kondisinya saat terkena DBD. Alhamdulillah bisa selamat.

    BalasHapus
  14. Walau intensitas hujannya tidak seberapa, tapi menerapkan 3M di atas juga giat dilakukan supaya tidak mengundang nyamuk penyebab DBD berkembang
    Aku baru tahu kalau demam berdarah terdapat vaksinnya mbak

    BalasHapus
  15. DBD memang tidak boleh dianggap enteng yaaa mba.. harus tau cara2 untuk mencegahnya ya mba

    BalasHapus
  16. Lagi sering hujan begini wajib banget lho menerapkan 3M, terutama di perumahan padat penduduk, atau perumahan yang masih memiliki lahan terbuka dan ada potensi banyak genangan air. Kalau sampai kena ke anak, agak berbahaya juga DBD ini.

    BalasHapus
  17. Wah baru tahu sekarang udah ada vaksin DBD ya buat mencegah penyakit yang juga berbahaya. Apalagi di musim hujan seperti sekarang penyakit DBD memang rentan menyerang

    BalasHapus
  18. Musim hujan begini dan adanya genangan di banyak tempat emang jadi sarang nyamuk Aedes Aegipty.
    Dan bikin penyakit DBD bermunculan.

    Dan aku baru tahu ternyata ada vaksin untuk pencegahan DBD. Makasi infonya

    BalasHapus
  19. Udah masuk musim hujan dan 3M memang penting untuk diterapkan. Saya juga baru tahu jika ada vaksin untuk DBD. Pasti akan lebih efektif untuk pencegahan.

    BalasHapus
  20. Sekarang lagi musim hujan, jadi harus jaga lingkungan biar selalu bersih ya bu

    BalasHapus
  21. Saya pernah lho kena demam berdarah Sampai trombosit turun banget hanya 25.000 aja. Selain hal-hal kebersihan tetapi tetap harus pakai pencegahan seperti obat nyamuk elektrik jadi rumah benar-benar steril dari nyamuk

    BalasHapus
  22. Saya sendiri selalu mengusahakan agar rumah bersih dan tidak lembab. Karena lembab bisa jadi sarang nyamuk. Gentong juga selalu tak kuras biar tak ada nyamuk bertelur. Jangan sampai nyamuk DBD itu muncul dengan pola hidup sehat.

    BalasHapus
  23. Hal2 seperti ini kadang ada yang bilang jadul, udah tauk, padahal masih banyak lho yang belum teredukasi, makanya sampe ada wilayah endemik nyamuk2 malaria, DBD, kayak gitu yah.. thanks kak iff infonya

    BalasHapus
  24. DBD masih sering muncul apalagi pada musim hujan terus diantari panas. Konon, saat itulah jentik-jentik nyamuk berkembang.

    BalasHapus
  25. Anaku DB kemarin seminggu di Rs mba usia 6 menuju 7 bulan. Sedih pol asli. Kebersihan di rumah mertua kurang pol

    BalasHapus
  26. Anaku DB kemarin seminggu di Rs mba usia 6 menuju 7 bulan. Sedih pol asli. Kebersihan di rumah mertua kurang pol

    BalasHapus