Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
gambar banner

Harga Kinder Joy dan Cara Meminimalisir Keinginan Anak untuk Membelinya

Harga Kinder Joy dan Cara Meminimalisir Keinginan Anak untuk Membelinya
Harga Kinder Joy dan Cara Meminimalisir Keinginan Anak untuk Membelinya

Harga Kinder Joy dan Cara Meminimalisir Keinginan Anak untuk Membelinya

Well, pada akhirnya setiap anak (sepertinya) akan mengalami rasa "gandrung" atau ketagihan ingin membeli Kinder Joy, termasuk anak saya. Sebetulnya sih tidak apa-apa jika tidak sering yaa. Hanya masalahnya Indomaret dan Alfamart itu ada dimana-mana dan Kinder Joy ada di keduanya.

Jadilah yang sering saya temui di sekitar saya, kebanyakan orang tua menengah ke bawah panic mode on jika anak sudah mengenal Kinder Joy dan meminta untuk membelinya atau menangis jika tidak dibelikan.

Kinder Joy Emang Apa Sih?

Tak kenal maka tak sayang. Kinder Joy adalah cokelat yang dikemas seperti telur dan dibagi menjadi dua sisi. Sisi yang satu berisi krim coklat dengan susu dan sisi lainnya berisi mainan yang berbeda di setiap kemasannya. Mainan yang beragam inilah yang membuat anak "ketagihan".

Kinder Joy dengan kemasan ini tentunya yang dipasarkan di Indonesia dan beberapa negara lainnya. Namun aslinya produk Kinder Joy sendiri lebih beragam dari ini seperti yang pernah saya temui di Haramain.

Kinder Joy sendiri diluncurkan pertama kali di Italia tahun 2001 dan di tahun 2014 dipasarkan ke berbagai 100 negara yang diproduksi di Polandia, India, Afrika Selatan, Ekuador, Kamerun, dan Tiongkok. Setelah diluncurkan di Italia, kemudian Kinder Joy dijual di Spanyol tahun 2004, Jerman 2006, Tiongkok dan India 2007, dan di Australia 2018.

Harga Kinder Joy

Harga Kinder Joy sendiri beragam. Harga Kinder Joy di Alfamart dan Harga Kinder Joy Indomaret sendiri berbeda-beda. Namun rata-rata berada di kisaran Rp 15.000,- an kecuali jika ada promo. Nah, awal mulanya anak saya mengenal Kinder Joy sendiri tentu bukan saya yang mengenalinya. Karena saya sebisa mungkin tidak membelikannya sedini mungkin.

Awal Mula Si Kecil Mengenal Kinder Joy

Namun tetap saja, lingkungan tidak bisa kita kontrol 100%. Saat ia berusia mungkin 2 tahunan ia diberikan Kinder Joy oleh anggota keluarga seperti Pakdenya, Omnya, dan juga Tantenya. Ya, namanya pemberian orang lain, jadi saya tidak apa.

Setelah mengonsumsi Kinder Joy pun si kecil belum yang merasa "kegandrungan" gitu lho karena mungkin belum mengetahui apa yang membuat nagih selain memang rasanya enak. Beberapa kali selalu diberi orang lain.

Jika yang memberi adik saya, baru saya berani mengingatkan untuk jangan sering-sering membelikannya Kinder Joy. Meskipun Harga Kinder Joy memang tidak seberapa, tetapi gawat kan kalau akhirnya ketagihan seperti hari ini.

Misal sehari sekali saja sudah Rp 450.000,- untuk Kinder Joy sendiri. Hehe. Angka yang lumayan untuk dimasukan ke instrumen investasi reksadana atau nyicil beli logam mulia antam. Saya mungkin akhirnya mengikuti membelikan baru sekali dua kali tetapi benar-benar jarang. 

Kerjasama dengan Anggota Keluarga

Akhirnya di umurnya yang belum genap 5 tahun, ia mulai sering meminta Kinder Joy karena melihat di Youtube, entah itu iklan atau konten video seputar Kinder Joy. Kemudian usut punya usut ternyata beberapa kali diiyakan oleh Ayahnya dengan alasan anaknya yang minta. Akhirnya saya tegur agar tidak terus-menerus mengiyakan dan membelikannya apalagi jika keseringan.

Boleh Beli Kinder Joy, Tapi...

Ya, begitulah cara saya meminimalisir keinginan si kecil untuk membeli camilan ini meskipun harga Kinder Joy jika sebulan sekali masih terjangkau. Dan itulah yang terjadi, saya pun memberikan pengertian pada si kecil, ia boleh membeli Kinder Joy tetapi hanya satu kali dalam sebulan.

Awal-awal setelah diberi peraturan ini, ia selalu merecall kata Kinder Joy setiap kali ingin keluar rumah untuk jalan-jalan sekadar cari angin, cuci mata atau ketika memang harus ke Indomaret atau Alfamart.

Tetapi karena alhamdulillah anaknya sudah mengenal konsep sabar, yaitu harus berusaha menunggu untuk mendapatkan sesuatu. Jadi saya pun bilang, sabar, bulan depan baru beli. Hehehe...

Namun saya pun akhirnya punya ide, ketika saya keluar kota dan bingung mau membelikan si kecil oleh-oleh apa, akhirnya saya berikan ia oleh-oleh Kinder Joy. Ya, soalnya keluar kotanya juga jarang, kan saya ibu rumah tangga saja yang sesekali menulis di waktu senggang. Hehehe lagi.

Well, begitulah pengalaman saya mengenai cerita Harga Kinder Joy dan Cara Meminimalisir Keinginan Anak untuk Membelinya. Sekian, semoga ulasan ini bermanfaat.

Karimah Iffia Rahman
Karimah Iffia Rahman Seorang ibu yang kini melanjutkan studi S2 jurusan Kebijakan Publik. Karya pertamanya yang berhasil diterbitkan berada dalam Buku Antologi Menyongsong Society 5.0. Sebagian pemasukan dari artikel berbayar pada blog ini disalurkan untuk pendidikan anak-anak yatim dan duafa. Untuk bekerjasama ataupun menjadi donatur pendidikan S2 yang sedang ditempuh, dipersilahkan menghubungi via iffiarahman@gmail.com

Posting Komentar untuk "Harga Kinder Joy dan Cara Meminimalisir Keinginan Anak untuk Membelinya"