Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
gambar banner

Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil Trimester 1 di Kehamilan Ketiga

Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil Trimester 1 di Kehamilan Ketiga
Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil Trimester 1 di Kehamilan Ketiga

Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil Trimester 1

Alhamdulillahirabbil'alamin. Setelah mengalami kuretase karena janin tidak berkembang di kehamilan kedua, Allah kembali menganugerahi keluarga kecil kami sebuah kehamilan yang kami ketahui sejak akhir Februari 2024 lalu.

Sebetulnya sudah ada perasaan kemungkinan akan hamil lagi sesaat setelah terlambat masa haid, tetapi saat itu saya belum cek. Dan karena sebelumnya sempat mengalami keguguran, pasti ada perasaan khawatir dan was-was.

Akhirnya setelah mengetahui bahwa saya hamil saat mengecek HCg kadar urine di pagi hari dengan test pack, yang pertama kali saya beri tahu adalah anak pertama saya. Saya bilang padanya sambil berbisik, "bilangin ke Ayah, Mama hamil". Seketika ia meniru apa yang saya lakukan dan membisikkan kalimat, "Mama hamil" pada Ayahnya sambil senyam-senyum.

Trimester 1

Tentu akhirnya saya kembali merasakan trimester satu atau trimester 1. Dimana rentang trimester ini dimulai sejak usia kandungan 0-13 minggu kehamilan. Karena beberapa waktu lalu saya mengalami keguguran karena blighted ovum atau janin tidak berkembang, akhirnya saya mencari informasi USG di sekitar Kota Samarinda.

Kami bertemu klinik kehamilan Almira yang berlokasi sangat dekat dari rumah kakak ipar di Samarinda yaitu di Jl. Ramania No.18 Samarinda. Harga USG nya pun masih tergolong terjangkau yaitu Rp 150.000,- . Saat itu saya diperiksa oleh dr. MFAC., Sp.OG.

Kantung kehamilan memang belum terlihat saat itu, namun sudah ada penebalan pada rahim. Kami disarankan untuk mengonsumsi vitamin ibu hamil seperti asam folat dan sejenisnya dan dianjurkan untuk kontrol 1 bulan kemudian.

Namun karena menjelang puasa, kami pun kembali ke Jakarta dan selanjutnya periksa di sana. Saat kami di Samarinda, kehamilan kami terhitung sudah satu bulan hingga kembali ke Jakarta. Tetapi belum ada gejala trimester 1 yang saya rasakan selama di Samarinda kecuali batuk. Sehingga setibanya di Jakarta saya langsung ke Puskesmas untuk meredakan gejala tersebut sesuai dengan prosedur ibu hamil.

Minggu keempat bulan Maret akhirnya kami kembali mengecek kandungan di Belinda Medical Center dan alhamdulillah sudah terlihat kantung kehamilan dan janinnya. Untuk pemeriksaan dan USG 2D di Belinda Medical Center dikenakan biaya Rp 220.000,-.

Sejak saat itu walaupun masih ada rasa cemas karena di kehamilan sebelumnya ketika memasuki usia kandungan 10 minggu harus di kuretase, tetapi perasaan tersebut berangsur-angsur berkurang meskipun tetap harus waspada.

Gejala Trimester 1

Akhirnya mulai 6 minggu kehamilan hingga 13-14 minggu saya merasakan mual muntah berkepanjangan. Yang artinya selama satu bulan berpuasa kemarin saya mual muntah tidak karuan.

Mau makan apa bingung sekali karena hampir semua makanan sulit untuk dicerna. Sangat sedikit yang bisa masuk ke dalam tubuh karena sedang tidak baik-baik saja terutama saat mengonsumsi "nasi putih". Tetapi saya memutuskan untuk berpuasa selama satu bulan penuh mengingat saat kehamilan pertama hal tersebut pun saya lakukan meskipun mual muntah.

Perubahan Fisik pada Ibu Hamil Trimester 1

Selama mengalami mual muntah terutama di pagi hari (morning sickness), perubahan secara fisik tidak terlalu saya alami seperti nyeri pada payudara, ukuran perut membesar,  perubahan kulit, pembuluh darah vena terlihat, perubahan pada organ intim hingga penurunan berat badan. Saya hanya mengalami penurunan berat badan hingga 5kg karena sangat sulit mengonsumsi makanan yang bisa dicerna oleh organ pencernaan.

Namun seperti kehamilan pertama, saya juga mengalami perdarahan pada gusi karena hormon. Sehingga rasanya setiap kali menelan sesuatu seperti ada rasa darah yang menyebabkan semakin mudah terasa mual dan ingin muntah jika mengonsumsi sesuatu.

Keluhan Ibu Hamil Trimester 1

Bahkan tenggorokan dan kerongkongan rasanya tidak enak sekali karena terlalu sering mual dan muntah. Mual dan muntah yang saya alami dan ibu hamil lainnya rasakan disebabkan oleh adanya hormon kehamilan beta human chorionic gonadotropin (b-hCG).

Jika diingat-ingat saya hanya bisa mengonsumsi makanan tertentu seperti bubur kacang hijau, buah-buahan yang di jus (alpukat, strawberry, berry), buah mangga muda karena mulut rasanya hambar dan buah semangka serta pepaya.

Jika pun ada makanan berat yang bisa masuk, hanya sedikit sekali. Tetapi alhamdulillah beberapa kali bisa mengonsumsi pempek, nasi uduk, pangsit/bakmie. Benar-benar sangat pemilih.

Sebetulnya buah pisang sebaiknya saat itu saya konsumsi karena mengandung vitamin B6 yang dapat meminimalisir rasa mual. Namun entah mengapa rasanya saat itu saya belum ingin mengonsumsinya.

Saat berpuasa, saya sebetulnya sering kliyengan karena minim asupan yang masuk dengan optimal. Namun saya memutuskan untuk lebih banyak beristirahat. Setelah sahur saya beristirahat hingga menjelang maghrib. Hanya pada hari-hari tertentu saya beraktivitas lebih banyak dari biasanya, misal ketika kebagian menyiapkan jadwal takjil di masjid atau ada event offline yang harus dihadiri. 

Selebihnya untuk membuka laptop menulis artikel saja rasanya sulit. Bahkan ada beberapa aktivitas yang saya hilangkan selama trimester 1 ini berlangsung. Namun alhamdulillah mitra kerja saat itu berkenan memahami keluhan ibu hamil trimester 1 yang saya alami.

Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil Trimester 1

Namun karena gejala-gejala ini, yang kerap saya rasakan justru adalah perubahan psikologis pada ibu hamil trimester 1 yang mana cenderung lebih emosional, mager, dan sensitif. Tentu hal ini juga dipengaruhi oleh hormon kehamilan yang berlangsung. Kadang-kadang saya merasa sedih sendiri hanya melihat postingan tertentu.

Bahkan saat puasa kemarin, karena mual dan muntah, saya tidak mampu memasak untuk berbuka maupun sahur karena perubahan hormon dan mual muntah membuat saya mager. Kami banyak membeli di luar dan alhamdulillahnya suami berkenan dan sangat mau berperan lebih ketika hal ini berlangsung.

Saya juga beberapa kali merasa emosional karena di kehamilan ketiga ini Ayah dan Ibu telah tiada. Namun saya merasa bersyukur di kehamilan pertama saya mendapatkan wejangan-wejangan yang diberikan oleh orang tua dan menuliskannya di jurnal kehamilan sehingga saya terus mengingatnya.

Larangan Ibu Hamil Trimester Pertama

Tentunya saat hamil trimester 1 ada larangan ibu hamil trimester pertama yang perlu diwaspadai oleh ibu hamil seperti mengonsumsi sesuatu yang mentah dan tidak higienis atau mengandung merkuri dan minuman bersoda serta alkohol. Selain itu, ibu hamil juga harus menghindari rokok baik secara aktif maupun pasif. Serta memastikan kandungan skincare yang aman bagi ibu hamil. 

Oleh karena itu, saya pun sebisa mungkin mengeliminasi hal-hal tersebut. Seperti tidak mengonsumsi makanan setengah matang dan mengecek kandungan skincare yang tidak dianjurkan untuk ibu hamil. Alhamdulillahnya suami juga bukan perokok dan di rumah yang kami huni saat ini tidak ada yang merokok.

Pelayanan Terintegrasi untuk Ibu Hamil

Menjelang berakhirnya trimester 1 di minggu ke 11, saya memutuskan kembali ke Puskesmas untuk cek kesehatan awal yang harus dilakukan oleh ibu hamil sekaligus memperoleh buku pink. Cek kesehatan awal yang dilakukan adalah ketika di Puskesmas, ibu hamil akan diarahkan ke klinik KIA untuk dicek oleh bidan maupun dokter yang bertugas.

Karena saat ini Puskesmas di Jakarta telah tersedia alat USG, akhirnya saya secara otomatis di USG kembali dan alhamdulillah sudah terlihat janinnya dan aktif sekali. Terima kasih dan mohon maaf ya adik karena sudah sehat meski Mama belum optimal saat itu. Kemudian setelah diperiksa oleh dokter dan bidan di klinik KIA, saya diarahkan ke pelayanan dokter umum, dokter gigi, gizi, dan laboratorium.

Saat konsultasi di pelayanan dokter gigi dan mengutarakan keluhan yang saya alami, saya hanya bisa pasrah karena provider berkata tidak ada obatnya karena sifatnya hormonal namun bisa diakali dengan menyikat gigi dengan perlahan atau mengganti sikat giginya dengan bulu yang lebih lembut agar gusi tidak mudah berdarah.

Selain itu, ketika konsultasi di pelayanan gizi, saya juga dianjurkan untuk rutin makan secara berkala sekalipun muntah agar tetap ternutrisi baik janin maupun ibu hamilnya. Makan sedikit namun sering meskipun masih muntah karena prinsipnya pasti ada nutrisi yang terserap walau tetap ada yang terbuang karena muntah. 

Saya pun pergi ke laboratorium untuk cek urin dan darah. Setelah diperiksa, di bulan berikutnya saya diminta untuk kembali ke laboratorium karena ada beberapa pemeriksaan yang hasilnya perlu dilihat kembali dipemeriksaan selanjutnya. Saya juga diberi vitamin ibu hamil seperti tablet tambah darah, asam folat, vitamin B6 dan vitamin B Complex. Seluruh pelayanan ini alhamdulillah dicover oleh BPJS.

Alhamdulillah saat menulis pengalaman biologis ini, saya sudah memasuki trimester dua. Mohon maaf jika ulasannya melebar tidak menjurus seperti pada judul ya, tetapi itulah yang saya alami selama kehamilan ketiga ini. Sekian, semoga ulasan perubahan psikologis pada ibu hamil trimester 1 dan hal-hal lainnya yang tertulis di sini bermanfaat bagi saya pribadi maupun pembaca.

Karimah Iffia Rahman
Karimah Iffia Rahman Seorang ibu alumni Kesehatan Lingkungan yang kini melanjutkan studi S2 jurusan Kebijakan Publik. Karya pertamanya yang berhasil diterbitkan berada dalam Buku Antologi Menyongsong Society 5.0. Sebagian pemasukan dari artikel berbayar pada blog ini disalurkan untuk pendidikan anak-anak yatim dan duafa. Untuk bekerjasama, dipersilahkan menghubungi via iffiarahman@gmail.com

Posting Komentar untuk "Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil Trimester 1 di Kehamilan Ketiga"