Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
gambar banner

Pengertian dan Istilah Penting yang Terdapat dalam Ilmu Hadits

pengertian dan istilah penting yang terdapat dalam ilmu hadits
Pengertian dan Istilah Penting yang Terdapat dalam Ilmu Hadits

Latar Belakang Ilmu Hadits atau Ilmu Musthalah Hadits

Ilmu Musthalah Hadits dan istilah-istilah dasar ilmu hadits sejarahnya berasal dari para sahabat yang (sebelumnya) tidak pernah menanyakan tentang silsilah berita (isnad) sebuah hadits. Namun ketika fitnah mulai tersebar, akhirnya para sahabat meminta kepada setiap pembawa berita untuk menyebutkan kepada mereka silsilah keilmuan yang didapat oleh si pembawa berita tersebut.

Dari sanalah mereka memilah informasi apakah si pembawa berita tersebut adalah ahli sunnah atau ahli bid’ah.  Jika berita tersebut di bawa oleh ahli sunnah, maka berita akan mereka terima. Namun jika hadits yang bersumber dari ahli bid’ah (yang suka berbohong) akan ditolak. Kurang lebih hal ini mengingatkan saya akan screening hoax pada zaman Rasulullah dan setelahnya.

Dalil Mempelajari Ilmu Hadits

Hal ini juga didasari oleh al-Qur’an dalam surah al-Hujurat ayat 6 yang berbunyi: “Wahai orang-orang yang telah beriman, jika datang orang fasiq dengan membawa suatu berita kepaa kalian, maka hendaklah kalian menelitinya”. Juga berdasarkan sabda Rasulullah “Maka tidak sedikit orang yang membawa berita itu lebih mengerti daripada orang yang menerima berita tersebut, begitu pula tidak sedikit orang yang membawa berita itu tidak lebih mengerti daripada orang yang menerima berita tersebut” (HR. At-Tirmidzi).

Apa Pengertian Ilmu Hadits?

Ulumul Hadits atau ilmu hadits dikenal juga sebagai ilmu musthalah hadits atau ilmu riwayah wa akhbar, ushulul hadits, ilmul atsar, dan ilmu dirayatil hadits. Pengertian Ilmu Hadits menurut Mahmud Thahhan yaitu ilmu yang mengkaji tentang kaidah-kaidah terkait sanad (silsilah) dan matan (redaksi) sebuah hadits dari sisi diterima atau tidaknya hadits tersebut.

Hukum mempelajari ilmu hadits adalah fardhu kifayah, namun jika tidak ada satupun yang menguasainya, maka hukumnya menjadi fardhu ‘ain.

Apa Pengertian Hadits Menurut Bahasa dan Istilah

Secara bahasa adalah al-Qur’an (an-Najm :59), kisa atau kabar (Thaha: 9), percakapan (al-Ahzab : 53), mimpi (Yusuf: 4), baru. Secara istilah yaitu segala sesuatu yang dinisbatkan kepada Rasulullah SAW dari perkataan/sabda, perbuatan, ketetapan, serta sifat-sifat beliau (baik akhlak maupun jasmani), juga dinisbatkan kepada sahabat (hadits mauquf), atau tabi’in (hadits maqthu’).

Apa Pengertian Khabar, Atsar, Isnad, dan Musnad? 

Khabar adalah segala sesuatu yang dinisbatkan kepada Rasulullah SAW dan selain beliau. Sedangkan Atsar adalah segala sesuatu yang dinisbatkan kepada para sahabat dan tabi’in baik berupa perkataan atau perbuatan.

Kemudian Isnad adalah kegiatan menyandarkan hadits kepada pengucapnya atau urutan rangkaian perawi yang sampai kepada matan (sanad). Sedangkan Musnad adalah Seluruh kitab-kitab hadits yang metode penulisannya dengan mengumpulkan hadits-hadits tersebut sesuai dengan nama perawinya dari para sahabat atau hadits yang dinisbatkan kepada rasulullah SAW (hadits marfu’) yang tersambung sanadnya kepada beliau.

Orang yang meriwayatkan hadits dengan sanad baik ia mengerti dan mempunyai ilmu atas apa yang ia riwayatkan ataupun tidak disebut sebagai Musnid.

Pengertian Rawi, Sanad, Mukharrij, Shiyagul Ada', dan Matan

Rawi atau perawi adalah seseorang yang menyampaikan hadits dari Nabi Muhammad yang terdiri dari sahabat, tabi’in, tabi’ tabi’in dan seterusnya contohnya Musaddad, Yahya, Syu’bah, Qatadah, Anas ...

Sanad adalah silsilah atau kumpulan para rawi atau perawi dari sahabat hingga kepada orang yang terakhir meriwayatkannya contohnya dari Musaddad hingga kepada Anas bin Malik...

Mukharrij adalah rawi atau perawi terakhir yang menuliskan riwayat yang ia dapat dalam sebuah catatan atau karya pribadinya contohnya adalah Imam Bukhari yang membukukan kumpulan hadits dalam kitab beliau sendiri yaitu Kitab Shahih al-Bukhari.

Shiyagul Ada’ adalah redaksi yang dipakai oleh seorang rawi atau perawi dalam meriwayatkan sebuah hadits. Contohnya haddatsana, ‘an, qala.

Matan adalah ucapan yang disabdakan oleh rasulullah atau redaksi dari riwayat yang disampaikan oleh masing-masing rawi.  Contoh: “tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sehingga ia mencintai saudaranya sama seperti dia mencintai dirinya sendiri". Lebih lengkapnya silahkan dilihat gambar berikut ini:

Istilah dalam Ilmu Hadits
Unsur-Unsur yang Termasuk dalam Pengertian Hadits

Istilah-Istilah untuk Orang yang Mendalami Ilmu Hadits

Muhaddis: Orang yang telah mendalami ilmu hadits dalam jumlah yang banyak, telah mendengar banyak kitab-kitab hadits, mengetahui sanad-sanad, illat-illat, dan nama perawi dari hadits-hadits tersebut dan kemudian menjadi ahli dibidangnya.

Hafidz: Orang yang menguasai banyak hadits minimal hingga ia telah menghafalnya dalam jumlah yang banyak minimal 100.000 hadits dengan sanadnya, hafal nama perawi sesuai dengan tingkatannya beserta kualitas, derajat, dan biografi mereka kecuali sedikit saja yang ia tidak ketahui.

Hujjah: Seorang hafidz yang telah sampai kepada penguasaan yang tinggi dan kesempurnaan atas keterampilan dan kecakapan yang dimilikinya minimal 300.000 hadits beserta mengetahui kualitas jarh dan ta’dilnya meskipun dengan berbagai jalur periwayatan dan sanad. Contoh: Imam Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal dan Mu’ammar bin Rasyid.

Hakim: Seorang yang telah melewati batas derajat hafidz dan hujjah sehingga ilmunya mencakup semua hadits-hadits nabi SAW kecuali hanya sedikit sekali yang ia tidak ketahui.

Amirul Mukminin: Ulama yang telah sempurna hafalan, keterampilan, penguasaan, dan pendalamannya atas ilmu hadits dan ilat-ilatnya dan telah melewati tingkatan-tingkatan sebelumnya. Contoh: Imam Bukhari.

Kitab-Kitab Hadits Populer

Berdasarkan hasil ikhtiar para sahabat, tabi’in tabi’at dan ulama, saat ini kita sudah sangat dimudahkan. Saat ini ada banyak kitab-kitab hadits populer yang dapat kita jadikan sumber rujukan apakah hadits tersebut shahih atau dho’if (lemah). Beberapa di antaranya adalah:

1. Kitab al-Muhaddits al-Fashil bayn al-Rawi wa al-Wa’i karya al-Qadhi al-Ramahurmuzi (360 H).

2. Kitab Ma’rifah ‘Ulum al-Hadits karya al-Hakim al-Naisaburi (405 H).

3. Kitab al-Mustakhraj ‘ala Ma’rifah ‘Ulum al-Hadits karya Abu Nu’aim al-Asbahani (430 H).

4. Kitab al-Kifayah fi ‘Ilm al-Riwayah karya al-Khatib al-Baghdadi (463 H).

5. Kitab ‘Ulum al-Hadits atau yang lebih dikenal dengan sebutan Muqaddimah Ibn Shalah yang ditulis oleh Imam Ibn Shalah (643 H).

6. Kitab al-Taqrib wa al-Taysir li Ma’rifah Sunan al-Basyir al-Nadzir karya Imam al-Nawawi (676 H).

7. Kitab Tadrib al-Rawi fi Syarh Taqrib al-Nawawi karya Imam Jalaluddin al-Suyuthi (911 H).

8. Kitab Taisir Mushthalah al-Hadits karya Mahmud Thahan.

Kelas Ilmu Hadits Dasar di Sekolah Hadits El-Bukhari Institute

Nah, itu dia istilah-istilah penting yang terdapat dalam ilmu hadits. Sebelumnya saya akan jelaskan bahwa ilmu ini didapat setelah saya diberi kesempatan oleh AMAN Indonesia untuk mengikuti kelas Ilmu Hadits Dasar yang dibuka oleh Sekolah Hadits El-Bukhari Institute pada Februari 2021 yang lalu.

Saya mengambil kelas Ilmu Hadits Dasar karena memang merasa awam dengan ilmu hadits apalagi semenjak kepergian ayah saya, sudah tidak ada lagi yang dengan begitu mudah saya tanyakan terkait ilmu hadits dan ilmu-ilmu agama lainnya. Baca selengkapnya di sini.

Jadwal pembelajaran untuk kelas ini dilakukan setiap Senin dan Selasa setiap pukul 16.00 WIB hingga menjelang maghrib sebanyak 8x pertemuan dengan tujuan pembelajar dapat menguasai materi-materi dasar terkait Ilmu Musthalah. Setiap awal pertemuan, pelajar dibimbing membaca Nadzom Baiquniyyah oleh pengajar yaitu ustadzah Annisa Nurul Hasanah, S.Ag. 

Kuota setiap kelas dibatasi maksimal 20 orang tetapi kelas Ilmu Hadits Dasar yang kemarin saya ikuti hanya memiliki 5-6 siswa termasuk saya. Dengan membayar sebesar Rp 350.000,- setiap peserta berhak mendapatkan materi dari tutor berpengalaman, modul, buku, dan juga e-sertifikat. Tetapi untuk e-sertifikat hanya bisa diambil apabila kami mengikuti ujian hadits di akhir sesi (tentatif).

Namun jika tidak mengikuti ujian, maka e-sertifikat tidak dapat diambil. Jika mengikuti ujian, maka pada e-sertifikat akan disertakan pula hasil ujian kita. Peserta diberikan waktu selama satu pekan untuk mengerjakan ujian. Alhamdulillah walau belum Mumtaz, tetapi kemarin hasil yang saya dapatkan adalah Jayyid Jiddan.

Untuk istilah lainnya akan saya ulas kembali diblogpost yang akan datang. Sekian, semoga bermanfaat. Silahkan tinggalkan jejak di kolom komentar. Untuk mendukung konten-konten yang diproduksi di web ini, sangat senang jika teman-teman memfollow blog ini ataupun melihat unggahan berikut di bawah ini :)


Karimah Iffia Rahman
Karimah Iffia Rahman Seorang ibu yang kini melanjutkan studi S2 jurusan Kebijakan Publik. Karya pertamanya yang berhasil diterbitkan berada dalam Buku Antologi Menyongsong Society 5.0. Sebagian pemasukan dari artikel berbayar pada blog ini disalurkan untuk pendidikan anak-anak yatim dan duafa. Untuk bekerjasama ataupun menjadi donatur pendidikan S2 yang sedang ditempuh, dipersilahkan menghubungi via iffiarahman@gmail.com

3 komentar untuk "Pengertian dan Istilah Penting yang Terdapat dalam Ilmu Hadits"

  1. Kerenlah para penghafal hadits ini. Betapa tidak, ada banyak banget hadits yang ada. Belum lagi jenis-jenis haditsnya beuh, cukup membuat saya belajar saat pelajaran agama dibuat pusing. Setidaknya ada beberapa yang melekat :D

    BalasHapus
  2. Masyaallah lengkap banget tulisannya bukafa. Jadi inget zaman belajat hadist dulu dari jadi santri sampe kuliah. Sekarang malah udah lupa semua. Huhuhu

    BalasHapus
  3. Hafidz itu harus hafal 100.000 hadits ya, juga beserta perawinya.. MasyaAllah,, sebanyak itu gak kebalik-balik apa ya? ingatannya pasti oke banget ya.

    BalasHapus