Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
gambar banner

Ruam Popok: Gejala, Penyebab dan Kapan Harus Waspada

Ruam Popok: Gejala, Penyebab dan Kapan Harus Waspada
Ruam Popok: Gejala, Penyebab dan Kapan Harus Waspada

Ruam Popok, Kapan Harus Waspada?

Ruam popok termasuk masalah kesehatan bayi yang cukup jamak terjadi. Mayoritas bayi dan balita pasti akan mengalami masalah kulit satu ini. Penanganan yang cepat sudah pasti dapat membantu si kecil lekas sembuh.

Dalam kasus tertentu, ruam bisa menjadi lebih parah atau terdapat infeksi sekunder yang membuat si kecil membutuhkan pertolongan medis (2). Berikut adalah gejala sekaligus tanda kapan ia harus segera dibawa ke dokter. 

Gejala Ruam Popok 

Gejala dari ruam popok pun terbilang sangat mudah untuk dikenali. Ruam popok ditandai dengan kemunculan ruam-ruam berwarna kemerahan dan bercak-bercak bersisik warna putih yang sangat gatal. Ruam-ruam ini biasanya muncul di area pantat dan selangkangan bayi.

Namun, dalam kasus tertentu ruam tersebut juga bisa menyebar hingga area kaki dan perut bayi (2). Ruam popok ini sudah pasti mengakibatkan ketidaknyamanan. Tak heran jika si kecil jadi rewel dan menangis saat Anda mengganti popoknya (1). 

Penyebab Terjadinya Ruam Popok

Ruam popok bisa terjadi akibat banyak hal. Terkadang, bisa  jadi terjadi kombinasi antara 2 faktor penyebab yang membuat ruam menjadi semakin parah. Ada baiknya, Anda mendeteksi dan menghindari penyebab ruam popok berikut untuk mempercepat pemulihan si kecil:

● Gesekan antara Kulit Bayi dengan Popok

Berhati-hatilah saat membelikan popok untuk si kecil. Pastikan ukuran popok yang Anda pilih cocok dengan ukuran bayi. Popok yang terlalu kecil dan ketat dapat mengakibatkan gesekan antara kulit bayi dengan popok (1,2). Kulit bayi yang sensitif sudah pasti akan mengalami iritasi gara-garanya. 

Popok yang ketat juga mengakibatkan kulit di area popok bayi menjadi lembap. Lingkungan yang lembap tersebut bisa menjadi sarang bakteri dan jamur.

Area tubuh seperti paha, pantat, dan lipatan selangkangan bayi menjadi sarang favorit dari mikroorganisme ini. Infeksi dari bakteri dan jamur berwujud ruam sering muncul di area tersebut (1,2)

● Reaksi Alergi

Ruam popok juga bisa menjadi reaksi alergi atas beberapa produk yang biasa digunakan. Coba amati bahan dari baby wipes yang digunakan. Baby wipes yang mengandung kadar alkohol dan pewangi berpotensi mengakibatkan kulit bayi teriritasi dan menimbulkan ruam.

Selain itu, bahan pemutih dari popok sekali pakai maupun popok kain juga bisa jadi pemicu ruam popok. Bagi Anda yang menggunakan popok kain, penggunaan deterjen ternyata juga bisa mengakibatkan ruam (1,2).

Selain itu, reaksi alergi juga bisa muncul akibat penggunaan minyak esensial, bedak, maupun lotion yang mengandung parfum (1). Oleh karena itu, Anda harus lebih selektif dalam mengaplikasikan produk apapun pada kulit bayi yang sensitif. 

Untuk mencegah munculnya ruam sejak dini, Anda bisa mengaplikasikan salep Bepanthen dari Bayer.

Keunggulan dari salep popok untuk bayi ini diformulasikan secara khusus untuk mencegah munculnya iritasi akibat gesekan popok maupun menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur penyebab ruam popok. Salep ini juga sangat ramah di kulit bayi yang sensitif. 

● Reaksi Terhadap Makanan Padat

Ruam popok juga sering terjadi terhadap bayi yang baru saja beralih ke MPASI. Untuk bayi yang punya pencernaan sensitif, penggantian makanan bisa membuat perutnya menjadi ‘kaget’.

Dampaknya, bisa berakibat si kecil terkena diare. Nah, jika Anda tidak rajin mengganti popok, bayi bisa terkena iritasi akibat kontak dengan urine dan fesesnya (1,2). Reaksi alergi terhadap makanan tertentu juga bisa memicu ruam pada si kecil (1,2). 

Kapan Harus Membawa Bayi ke Dokter

Kebanyakan kasus ruam popok biasanya akan mereda setelah Anda memberikan salep Bepanthen secara rutin. Namun, jika ruam popok tak kunjung mereda dalam waktu maksimal 3 hari setelah perawatan dengan salep popok untuk bayi, ada baiknya untuk menghubungi dokter.

Selain itu, Anda juga harus mewaspadai gejala lain, seperti ruam yang  semakin parah, munculnya luka lecet di area popok, bayi terkena demam, kulit bayi kemerahan dan bengkak, keluar cairan nanah dari area popok (1,2).

Nah itu dia ulasan tentang Ruam Popok: Gejala, Penyebab dan Kapan Harus Waspada. Sekian, semoga informasi ini bermanfaat.

Sumber:

1. Lauren Adler, 7 Top Ways to Prevent Diaper Rash, 11 Maret 2021, westchesterhealth. Diakses pada 11 Maret 2022 dari https://www.westchesterhealth.com/blog/7-top-ways-to-prevent-diaper-rash/

2. S. Behring, Diaper Rash Treatment, 29 November 2021, healthline. Diakses pada 11 Maret 2022 dari https://www.healthline.com/health/home-remedies-diaper-rash#keep-it-clean-and-dry  

Karimah Iffia Rahman
Karimah Iffia Rahman Seorang ibu yang kini melanjutkan studi S2 jurusan Kebijakan Publik. Karya pertamanya yang berhasil diterbitkan berada dalam Buku Antologi Menyongsong Society 5.0. Sebagian pemasukan dari artikel berbayar pada blog ini disalurkan untuk pendidikan anak-anak yatim dan duafa. Untuk bekerjasama ataupun menjadi donatur pendidikan S2 yang sedang ditempuh, dipersilahkan menghubungi via iffiarahman@gmail.com

1 komentar untuk "Ruam Popok: Gejala, Penyebab dan Kapan Harus Waspada"

  1. Emang nih bayi biasanya rentan banget sama ruam popok. Bisa karena gesekan, bahkan alergi. Harus sedia salep Bepanthen buat meredakan ya Mom..

    BalasHapus